Fenomena Koureika Shakai (Banyaknya Kaum Lanjut Usia) di Jepang

Ohayou Gozaimasu, minasan.

Hari ini Hikari sensei mau jelasin sedikit mengenai fenomena koureika shakai di Jepang. Pertama-tama, apakah kalian tahu keadaan penduduk atau populasi negara Jepang sekarang? 


Sebagai negara maju, Jepang memiliki masalah pada populasinya karena populasi paling banyak adalah masyarakat lanjut usia. Yang dimaksud masyarakat lanjut usia adalah masyarakat berumur 65 tahun ke atas.

Nah, keadaan itulah yang dinamakan koureika shakai 「高齢化社会」. Sehingga koureika shakai adalah keadaan dimana penduduk tua jumlahnya lebih banyak daripada jumlah angka kelahiran dan generasi muda. 

Hal ini terjadi karena adanya baby boom (meledaknya angka kelahiran bayi) setelah perang dunia ke 2. Tepatnya pada tahun 1946 sampai 1965. Pada tahun tersebut, kesuburan wanita Jepang sangat tinggi, sehingga dapat melahirkan banyak anak. 

Tidak hanya itu, pada tahun tersebut juga belum ada pil pengontrol kehamilan, karena pil tersebut baru muncul pada tahun 1964.

Adanya baby boom tersebut, maka mengakibatkan lansia boom juga di masa kini. Karena di Jepang, generasi baby boom yang lahir pada tahun tersebut, sekarang sudah menjadi orang lanjut usia. Yang berumur 50 tahunan-75 tahunan.

Selain itu, ada pula penyebab koureika shakai yaitu tingginya harapan hidup orang Jepang sehingga jumlah kematian pun rendah. 

Wajar saja karena orang Jepang selalu menerapkan gaya hidup sehat, banyak jalan kaki, berolahraga, makanan makanan yang bergizi, dan kalaupun sakit, peralatan kedokteranpun sudah sangat canggih. 

Terlebih lagi, lansia di Jepang menyadari rasa ikigai mereka. Ikigai adalah tujuan hidup. Orang yang sadar dengan tujuan hidupnya, menjadikan mereka tetap awet muda, meski umur mereka sudah tua.

Lebih jelasnya tentang ikigai, kita bahas di postingan berikutnya ya.

Selain faktor tersebut, yang menyebabkan koureika shakai adalah ketidak seimbangan antara populasi generasi muda dengan generasi tua. Andai saja generasi muda lebih banyak dari generasi tua, tidak akan terjadi koureika shakai.

Sedangkan, Jepang sendiri memiliki rendahnya angka kelahiran karena gaya hidup wanita modern saat ini berbeda dengan jaman dulu. Wanita Jepang modern lebih suka untuk berkarir dan tidak mengutamakan menikah.

Ada beberapa dampak negatif adanya koureika shakai di Jepang. Salah satunya adalah beban negara bertambah karena harus menfasilitasi penduduk tua. 

Misalnya penyediaan uang pensiun untuk lansia, ansuransi, biaya perawatan lansia, dan juga tenaga kerja yang harus disiapkan. Tak heran, jika selama ini Jepang memerlukan perawat dari luar negeri termasuk Indonesia untuk dijadikan asisten para penduduk lansia.

Memang benar sebagian besar lansia di Jepang masih sehat dan dapat bergerak, tapi tetap saja, ada beberapa lansia yang harus dirawat jalan, ataupun dirawat di rumah sakit karena penyakitnya. 

Adanya penduduk lansia, juga akan membebani keluarga mereka. Terutama anak dari orang tua tersebut pasti akan menguras tenaga dan waktunya untuk mengurus dan merawat mereka. Jikapun mereka sibuk, mereka akan membayar perawat sebagai penggantinya.


Jikapun orang lansia tersebut, tidak mempunyai anak atau keluarga. Daripada tidak bisa berbuat apa-apa dan menderita seorang diri. Maka satu-satunya jalan pintas adalah bunuh diri. 

Karena di Jepang tidak mengenal agama (atheis), maka mereka lebih suka bertindak seperti itu. Ada banyak kasus lansia yang bunuh diri karena kesepian. 

Kursus Intan Hikari Menerima Kursus bahasa Jepang Surabaya, Malang, dan Batu 085-64-660-9595

0 Komentar