Mengenal Depresi atau Stress (Ustubyou) Yang Dialami Oleh Orang Jepang

Pengertian Utsubyou

Ustubyou adalah bahasa Jepangnya dari depresi atau yang lebih dikenal dengan kata stress.  Di Jepang, utsubyou bukan penyakit langka karena jumlah orang yang mengalami depresi sangat banyak, dan bisa diderita siapa saja. Kokuto (2016:3) menjelaskan pengertian utsubyou adalah sebagai berikut:

うつ病は、気分が強く落ち込み憂うつになる、やる気が出ないなどの精神的な症状のほか、眠れない、疲れやすい、体がだるいといった身体的な症状が現れることのある病気です。

Utsubyou wa, kibun ga tsuyoku ochikomi yuuutsu ni naru, yaruki ga denai nado no seishin-tekina shoujou no hoka, nemurenai, tsukare yasui, karadagadarui to itta karada-tekina shoujou ga arawareru koto no aru byoukidesu.

Utsubyou adalah penyakit dimana gejala gangguan mental seperti perasaan tertekan, stress, dan tidak bergairah, dengan gejala fisik yang muncul seperti sulit tidur, mudah lelah, dan badan terasa gelisah.

Gejala Penderita Utsubyou

Kokuto (2016:4) menjelaskan gejala psikologi penderita utsubyou sebagai berikut ini:   

1. Menjadi acuh dan tidak peduli pada orang lain. 
2. Merasa tertekan dengan hidup dan masalah yang terjadi.
3. Mengalami gangguan kecemasan, ketidaksabaran, dan frustrasi.
4. Kehilangan motivasi.
5. Penglihatan lebih kabur.
6. Tidak bisa bahagia atau menikmati hidup.
7. Tidak bisa berkonsentrasi dan fokus dengan apa yang dikerjakan.
8. Lebih banyak melakukan kesalahan.ketika melakukan sesuatu.
9. Selalu berpikir pesimis.
10. Tidak ingin banyak bicara.

Kokuto (2016:5) juga menjelaskan gejala fisik yang dapat dilihat dari penderita utsubyou, yaitu sebagai berikut ini:

1. Sakit kepala.
2. Kehilangan nafsu makan atau cenderung makan berlebihan.
3. Gangguan rasa.
4. Sakit perut atau ketidaknyamanan pada perut.
5. Diare / sembelit.
6. Gangguan tidur (sulit tidur / tidak bisa tidur).
7. Telinga berdenging.
8. Haid tidak teratur.
9. Sakit punggung.

Faktor penyebab utsubyou:

Menurut Kaplan (2010) ada 3 faktor penyebab utsubyou pada seseorang yaitu sebagai berikut ini:

1. Faktor Biologi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik, seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 methoxy-0-hydroksi phenil glikol), di dalam darah, urin dan cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi utsubyou adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi atau utsubyou, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin yang rendah.

2. Faktor Genetik

Pengaruh genetik terhadap utsubyou disebutkan bahwa terdapat penurunan dalam ketahanan dan kemampuan dalam menanggapi stres tergantung genetik yang diturunkan dari keluarga. Dirgayunita (2016) juga menjelaskan pada wanita, perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menoupose juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi. Penyakit fisik yang berkepanjangan sehingga menyebabkan stress dan juga dapat menyebabkan depresi.

3. Faktor Psikososial

Ada sejumlah faktor psikososial yang diprediksi sebagai penyebab depresi, antara lain adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi kognitif. Kane (dalam Santoso, dkk, 2017) juga menambahkan faktor psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan penyakit fisik.

Faktor Budaya Malu

Yukiyasu (2011:1) menjelaskan tentang rasa malu sebagai berikut ini:

日本社会は他人の目を気にして行動を律することを社会秩序の規範とする 恥の文化 と、ルース・べネディクトは分析したよう。つまり、日本では、周りの目からみてよくないことをするのは「恥かしいこと」ということか。

Nihon shakai wa tanin no me o ki ni shite koudou o rissuru koto o shakai chitsujo no kihan to suru haji no bunka to, ruusu be nedikuto wa bunseki shita you. Tsumari, Nihonde wa, mawari no me kara mite yokunai koto o suru no wa `haji kashī koto' to iu koto ka. 

Ruth Benedict telah menganalisis bahwa masyarakat Jepang menggunakan rasa malu sebagai norma tatanan sosial, itu adalah norma tatanan sosial untuk mengatur perilaku dengan memperhatikan penilaian orang lain. Dengan kata lain, di Jepang, "memalukan" berarti melakukan sesuatu yang tidak baik bagi penilaian orang lain.

rasa malu pada orang Jepang sudah menjadi norma tatanan sosial masyarakatnya. Sehingga sebisa mungkin orang Jepang akan menjaga citra diri di hadapan masyarakat dengan berbuat baik, tertib, dan disiplin dalam setiap perbuatannya agar tidak mendapatkan penilaian buruk dari orang lain karena penilaian buruk sama saja dengan mempermalukan diri sendiri. Bagi orang Jepang yang tidak dapat menjaga budaya malunya tersebut, maka akan menimbulkan depresi atau utsubyou.

Dampak Utsubyou bagi Masyarakat Jepang:

Dampak depresi bagi penderita utsubyou menurut Dirgayunita (2016):

a. Jisatsu (Bunuh Diri)

Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Sebanyak 40% penderita depresi mempunyai ide untuk bunuh diri, dan hanya lebih kurang 15% saja yang sukses melakukannya. Jumlah penderita depresi wanita dua kali lebih banyak dari pria, tetapi pria lebih berkecenderungan bunuh diri. 

b. Menimbulkan Penyakit Berbahaya Lainnya

Utsubyou yang dibiarkan berlarut akan membebani pikiran, dan dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Apabila seseorang berada dalam emosi yang negatif seperti rasa sedih, benci, putus asa, iri, kecemasan, dan kurang bersyukur maka sistem kekebalan tubuh menjadi lemah. Para dokter di John Hopkin Medical School menemukan bahwa orang-orang yang emosional dan pemurung cenderung menderita penyakit yang serius seperti kanker, tekanan darah tinggi, jantung dan berumur pendek.

c. Gangguan Tidur :

Insomnia ataupun hypersomnia, Gangguan tidur dan depresi biasanya cenderung muncul bersamaan. Setidaknya 80% dari orang yang menderita depresi mengalami insomnia atau kesulitan untuk tidur. !5 % mengalami depresi dengan tidur yang berlebihan. Kesulitan tidur dianggap sebagai gejala gangguan mood.

d. Gangguan Interpersonal

Individu yang mengalami depresi cenderung mudah tersinggung, sedih yang berkepanjangan sehingga cenderung menarik diri dan menjauhkan diri dari orang lain. Terkadang menyalahkan orang lain. Hal ini menyebabkan hubungan dengan orang lain maupun lingkungan sekitar menjadi tidak baik.

e. Gangguan dalam pekerjaan

Depresi meningkatkan kemungkinan dipecat atau penderita sendiri yang mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun sekolah. Orang yang menderita depresi cenderung memiliki motivasi yang menurun untuk melakukan aktivitas ataupun minat pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.

f. Gangguan pola makan

Depresi dapat menyebabkan gangguan pola makan atau sebaliknya gangguan pola makan juga dapat menyebabkan depresi. Pada penderita depresi terdapat dua kecenderungan umum menegenai pola makan yang secara nyata mempengaruhi berat tubuh yaitu tidak selera makan ataupun sebaliknya ingin terus menerus makan makanan yang manis.

g. Perilaku-perilaku merusak

Beberapa orang yang menderita depresi memiliki perilaku yang merusak seperti, agresivitas dan kekerasan, menggunakan obat-obatan terlarang dan alkhohol, serta perilaku merokok yang berlebihan.

Referensi:

Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA Kaplan & Sadock's. 2010. Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10th Edition p. 528-562

Kokuto, Ueshima (2016) https://www.smilenavigator.jp/utsu/information/download/pdf/pdf_01.pdf

Kosasih. 2019. Analisis budaya malu orang jepang dahulu dan sekarang. Jurnal TEXTURA Volume 6 Nomor 2 Tahun 2019 

Dirgayunita, Aries. 2016. Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Journal An-nafs: Kajian dan Penelitian Psikologi. Vol. 1 No. 1 Juni 2016.

Yukiyasu, Abe. (2011). `Tsumi no bunka' to `haji no bunka'. http://dekunoboabe.web.fc2.com/batuku/23-zenki/haji-bunka.pdf 

Santoso, Asiah, dan Kirana. 2017. Bunuh diri dan depresi dalam perspektif pekerjaan sosial. eJurnal Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 4 No: 3.

Kursus Intan Hikari 
Menerima Kursus bahasa Jepang 
Online Privat ke Seluruh Dunia, dan 
Privat datang ke rumah wilayah 
Sidoarjo, Gresik, Malang, dan Batu 
085-64-660-9595

0 Komentar